Jual Timah Solder OYAIDE SS-47 100gram (High Fidelity Audio Grade Solder) asli Made In Japan

Jual Timah Solder OYAIDE SS-47 100gram (High Fidelity Audio Grade Solder) asli Made In Japan

SISTEM TATA SUARA: Contoh Aplikasi Dasar Sound System di Gereja (bagian1)

Untuk membuat sebuah sistem penguatan suara (reinforcement system)yang paling mendasar, gereja membutuhkan beberapa peralatan mendasar seperti di bawah ini:
1. Mikrofon: kabel dan / atau wireless
2. Mixer Amplifier atau mixer, equalizer , dan amplifier yang terpisah
3. Sepasang Speaker
4. Kabel penghubung antar alat

Untuk menungkatkan performa sistem penguatan suara gereja juga dapat diberi peralatan tambahan seperti :
1. Tape untuk memutar kaset dan / atau merekam
2. CD Player / Recorder
3. Speaker monitor dan Headphone bagi penyanyi, musisi dan paduan suara untuk memonitor suara mereka
4. Speaker tambahan untuk mengisi tempat duduk balkon bawah
5. Speaker belakang untuk ruangan yang panjang
6. Speaker-speaker lainnya untuk serambi dan ruangan lainnya
7. Panel

Sistem ini terdiri dari beberapa mikrofon (wireless atau kabel) dihubungkan pada sebuah mixer/amplifier sederhana lalu mixer/amplifier tersebut dihubungkan dengan sepasang speaker. Sebuah speaker berkualitas baik yang terdiri dari 2 driver (tweeter dan middle) dirancang terutama untuk suara pembicaraan dan musik rekaman. Speaker tersebut dapat juga digunakan untuk aplikasi musik yang terbatas, tetapi kurang dapat merespon suara bass hingga menghasilkan suara yang natural.

Aplikasi sistem ini hanya ditujukan bagi gereja kecil dengan jemaat yang terbatas sebab speaker tersebut tidak dapat menghasilkan bunyi yang menjangkau daerah jemaat yang luas. Amplifier hanya terdiri dari satu unit untuk speaker utama . Amplifier tersebut tidak dapat menangani speaker monitor.
Selengkapnya...

SISTEM TATA SUARA & AKUSTIK: Membeli Peralatan Sound Systems atau Perbaikan Akustik Ruang? (bagian 2)

Ketika sebuah gereja dibangun, biasanya pada bagian interior dibuat dengan permukaan yang rata dan keras (dinding, langit-langit, lantai). Permukaan keras seperti ini akan memantulkan gelombang suara. Sifat geometris permukaan (komposisi materi, ukuran, bentuk) dalam sebuah ruang akan mempengaruhi tiap-tiap frekuensi suara secara berbeda.

Sehubungan dengan permasalahan yang disebabkan oleh akustik, banyak orang berpendapat bahwa pemasangan sound system akan menyelesaikan persoalan akustik tersebut. Dengan menggantung sepasang speaker, ditambah amplifier, mixer maka akan menghasilkan suara seperti yang kita inginkan. Faktanya beberapa sound system gereja yang tidak didesain dengan baik malah membuat masalah akustik menjadi lebih buruk! Hal ini disebabkan karena walaupun peralatan sound system tidak menimbulkan masalah akustik, tetapi dapat memperjelas gangguan akustik yang sudah ada. Sebuah sound system dalam sebuah ruang kebaktian pada dasarnya berfungsi menaikkan volume suara orang atau musik. Ketika suara pendeta berkotbah sebelum dikuatkan oleh perlengkapan sound system mungkin terdengar cukup baik dan tidak terdengar gema/ gaung yang berlebihan, tetapi ketika diperkuat dengan peralatan sound system akan terdengar ruangan tersebut begitu bergaung. Hal ini bersumber dari suara yang telah dikuatkan tersebut.

Ruangan yang semua permukaannya diberi karpet akan menghasilkan suara yang terlalu “boomy” karena karpet akan menyerap lebih banyak frekwensi tinggi dibandingkan frekwensi rendah. Tidak ada satupun perlengkapan sound system (peralatan elektronik murni) tanpa penerapan akustik yang dapat mengatasi suara “boomy” seperti ini.

Jika ruangan dengan dua dinding paralel mempunyai permukaan yang rata maka gelombang suara akan terpantulkan bolak balik diantara kedua dinding ini dengan cepat (pada kecepatan suara), sehingga menghasilkan gema yang terdengar seperti bunyi bola ping-pong bola yang memantul pada permukaan keras. Dalam contoh inipun tidak ada perlengkapan sound system (peralatan elektronik murni) yang dapat menghilangkan gema seperti ini.

Sebuah ruangan ber-AC yang dihasilkan dari blower udara dingin dan kompresor di salah satu sisi bagian luar dinding. Suara yang dihasilkan dari perlengkapan AC dapat cukup menggangu anda, walaupun pada saat sound system dapat menghasilkan bunyi yang lebih keras daripada bunyi dari perlengkapan AC ini. Untuk itu penempatan peralatan AC yang baik merupakan cara pemecahan paling baik. Anda tidak dapat menyelesaikan masalah akustik dengan perlengkapan sound system.

Sebagai jawaban untuk pertanyaan sebelumnya: membeli Peralatan Sound Systems atau Perbaikan Akustik Ruang, mana yang lebih penting?, akustik ruang sangat penting, bahkan lebih penting daripada sound system. Tentu saja dalam mendesain sound system gereja hanya dapat berfungsi optimal jika didukung oleh batasan-batasan akustik yang baik. Artinya dalam mendesain sound system gereja perlu melibatkan aspek akustiknya secara bergandengan tangan dan akhirnya merasakan pengalaman beribadah penyembahan yang lebih baik. Ingatlah, sound system akan menguatkan seluruh sumber suara yang ada. Baik atau buruknya akustik ruang, sound system dapat menampilkan gambaran umum tentang akustik ruang tersebut.

Jadi sebelum anda mulai menginvestasikan dana gereja untuk membeli perlengkapan sound system, pastikan untuk memperhatikan akustik ruang kebaktian yang ada. Jika diperlukan anda dapat meminta bantuan seorang ahli akustik professional untuk menganalisa ruang kebaktian tersebut. Hal ini mungkin menghabiskan biaya sedikit lebih besar pada mulanya, namun akhirnya akan lebih bermanfaat.
Selengkapnya...

SOUNDSYSTEM & AKUSTIK: Membeli Peralatan SoundSystem atau Perbaikan Akustik Ruang? (bagian 1)

Kita ambil contoh sebuah ruang kebaktian di dalam sebuah gereja. Ketika ruangan tersebut dipenuhi oleh jemaat dan pendeta berkotbah, jemaat tidak dapat mendengar secara jelas. Dalam hal ini apa yang diperlukan gereja untuk menyelesaikan masalah tersebut. Seperangkat soundsystem yang baik atau treatment akustik ruang?

Sekarang ambil contoh gereja yang sama, namun kali ini dilengkapi dengan suara dari musik kontemporer di ruangan tersebut, lengkap dengan berbagai alat musik. Banyak musik kontemporer dibuat untuk ditampilkan pada ruangan yang tidak berdengung, dan dengung yang disebabkan oleh sifat akustik ruangan akan menurunkan performa suara musik yang ditampilkan. Hal ini disebabkan tempo di musik kontemporer lebih cepat, dentuman suara bass lebih ditampilkan, dan karena lirik lagu dan irama umumnya lebih diutamakan. Lain halnya dengan suara paduan suara dan musik klasik, ruang yang agak berdengung diperlukan untuk meningkatkan kualitas suara paduan suara dan jemaat.

Jadi mana yang lebih penting agar kita dapat mendengar musik yang indah? membeli seperangkat sound-sistem atau perbaikan akustik ruang agar mempunyai ruangan dengan dengung yang pas?

Dalam kasus masing-masing, soundsystem dan akustik ruang amatlah penting ... tetapi mana yang lebih penting?! Bila kita kembali ke belakang, penggunaan sound sistem di gereja-gereja sebenarnya masih belum terlalu lama. Kira-kira baru pada awal tahun 1940, Pada waktu itu di gereja-gereja mulai menggunakan peralatan elektronik untuk menguatkan suara menjadi lebih keras. Sebelumnya gereja dibangun dengan desain yang amat seksama dan melibatkan ahli akustik dalam perencanaan pembangunan, sehingga suara dapat dipancarkan tanpa perlu penguatan dari perangkat elektronik. Jaman berubah, lingkungan sekitar gereja menjadi lebih bising, dan bentuk ruang gereja disesuaikan dengan lokasi yang lebih terbatas. Dari sanalah gereja mulai berlomba-lomba mengaplikasikan peralatan sound-system (tanpa terlalu memperhatikan akustik ruang lagi!) dan menjadi tren yang baru yang berkembang hingga saat ini. Mungkin untuk beberapa gereja fungsi penguatan suara belum terlalu diperlukan, terutama di lingkungan gereja kecil yang masih sepi dimana tidak banyak suara gaduh yang disebabkan oleh pesawat terbang, kereta api, mobil dan lainnya. Akhirnya orang-orang kembali memperhatikan akustik ruang untuk meningkatkan performa pelayanan ibadah di gereja-gereja.

Perlu diketahui, suara merupakan gelombang longitudinal. Gelombang suara ini dihasilkan oleh benda yang bergetar (speaker, pita suara, alat musik, dll). Molekul-molekul udara yang merupakan media perantara akan berhimpitan dan merenggang sehingga terjadi perbedaan tekanan udara bergantian. Perbedaan inilah yang disebut gelombang suara. Gelombang suara mempunyai perilaku yang berbeda ketika berada dalam sebuah ruangan dan ketika berada di lapangan terbuka. Di lapangan terbuka tidak ada permukaan/dinding, langit-langit plafond yang besar yang dapat memantulkan gelombang suara. Beberapa ruang terbuka yang mempunyai sifat akustik seperti ruang tertutup yaitu grand canyon (dengan tebing karangnya). Tebing yang keras seperti halnya permukaan air yang tenang bersifat memantulkan gelombang suara.
Selengkapnya...

MIXER: Mixer Kecil (bagian 2)

Ada beberapa mixer kecil yang didesain tidak dalam bentuk modul yang dapat ditaruh di rak alat tetapi dalam bentuk modul yang ditaruh di atas meja. Mixer seperti ini biasanya mempunyai input 6 hingga 12 channel, dan di-desain terutama untuk digunakan dalam kelompok kecil, sekolah, pertemuan, presentasi A-V (Audio-Visual), sekali-kali untuk perekaman yang mendadak, dan fungsi lain. Beberapa mixer kecil seperti ini mempunyai fitur yang sama hampir dengan mixer konsol besar, dan dapat digunakan untuk membantu perluasan dari mixer-mixer konsol besar.

Jika sebuah mixer mempunyai fungsi yang lebih komplek, dan lebih banyak input channel-nya maka performansi sirkuit yang digunakan harus lebih diperhatikan. Misalkan, ketika kita memasang hanya beberapa mic dan masing-masing mic mengandung noise (distorsi) yang kecil, pengaruh performa keseluruhan masih dapat ditolerir. Namun jika jumlah mic lebih banyak hingga 20 atau 40 input, maka akan terjadi pengalian noise yang tidak dapat ditoleransi.

Dalam mengevaluasi performansi sebuah mixer kecil , aplikasi yang paling pokok harus dipertimbangkan. Jika mixer digunakan dalam sound-system yang kecil, maka jika kita boleh-boleh kurang memenui standar tinggi. Tetapi jika mixer digunakan untuk aplikasi sound-system yang besar (sebagai submixer), atau sebagai bagian sistim perekaman dimana sinyal audio datang setiap saat, mixer standar tinggi sangat bermanfaat. Misalnya untuk keperluan paging-system atau musik background, mixer kecil tidak perlu memiliki performansi seperti unit mixer untuk pertunjukan musik utama.
Selengkapnya...

MIXER: Mixer Kecil (bagian 1)

Mixer terdiri dari berbagai macam jenis dan ukuran yang berbeda-beda. Beberapa mixer memiliki berbagai variasi konektor input dan didesain untuk mengakomodasi sinyal audio dari tipe dan level yang berbeda-beda. Semua mixer mempunyai fungsi dasar yang sama yaitu untuk menerima beberapa sinyal audio dari sumber yang berbeda-beda dan dengan level sinyal yang berbeda-beda pula kemudian mencampur sinyal-sinyal tesebut hingga menjadi sebuah sinyal kombinasi sehingga dapat disalurkan ke peralatan seperti amplifier, videotape recorder, atau peralatan audio lainnya.

Beberapa pabrik pembuat mixer membuat mixer dengan desain yang kecil dan kompak sehingga dapat disimpan di rak alat yang memiliki tinggi sekitar 1 – 2 U (19 inchi hingga 38 inchi). Mixer kecil ini juga memiliki sebuah tempat dalam dunia sound system yang luas. Beberapa mempunyai konektor input mic atau input line, atau kombinasi keduanya. Kadang-kadang diberi tambahan tombol yang berfungsi untuk meng-EQ tiap channel (biasanya untuk mengatur bass dan treable), walaupun ada juga beberapa mixer kecil yang menyediakan tombol multi-band EQ walaupun jarang.

Mixer kecil biasanya terdiri dari fungsi-fungsi yang amat dasar. Dalam aplikasi sederhana, seperti memberikan pada sebuah pertunjukkan kabaret, ruang pertemuan atau sebuah konferensi kecil, beberapa mixer kecil dapat digunakan secara keseluruhan. Beberapa aplikasi lain diantaranya berfungsi sebagai auxiliary bus bagi peralatan effects atau untuk monitor speaker.

Kadang-kadang mixer kecil dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan dari konsol mixer utama. Mereka dapat digunakan sebagai modul tambahan, untuk mencampur beberapa input mikrofon atau line tambahan selanjutnya diumpankan ke mixer console utama, dimana akan meningkatkan kemampuan sistem keseluruhan. Mixer kecil dapat juga digunakan sebagai sebuah mixer cadangan, untuk berjaga-jaga jika terjadi kejadian gangguan dalam konsol mixer utama walaupun terbatas.
Selengkapnya...

AKUSTIK: Aspek Akustik dalam Ruang Kebaktian

Saat ini, sistem tata suara terus berkembang dan menjadi bagian penting a dalam pelayanan rohani di gereja-gereja modern. Kualitas suara yang didengar oleh jemaat merupakan hasil kombinasi antara kualitas akustik ruang dan kinerja dari sistim tata suara. Untuk itu kita perlu mengetahui beberapa aspek dari akustik ruang yang perlu diperhatikan dalam suatu ruang kebaktian gereja, yaitu:

Dengung (Reverberation): Dengung merupakan campuran dari berbagai macam suara yang disebabkan oleh pantulan dinding, lantai, plafond, dan permukaan lainnya yang mempunyai sifat tidak menyerap seluruh suara. Dengung terjadi secara secara alami dalam suatu ruang tertutup, dan lebih banyak terjadi dalam ruang dengan permukaan yang keras. Dengung buatan juga dapat terjadi dengan menambahkan peralatan efek. Dengung yang terjadi secara alami dan dengung buatan dapat digunakan untuk membantu sistem tata suara.

Kejernihan Suara: Adalah perbandingan antara energy dari suara mula-mula dengan suara yang telah dipantulkan. Suara mula-mula didengar pada 50-80 milidetik pertama setelah bergerak sebagai suara langsung.

Artikulasi: Ditentukan oleh suara langsung dibandingkan dengan suara keseluruhan. Ketika perbandingannya kecil, suara pengucapan kata-kata konsonanan menjadi tidak jelas sehingga kalimat yang diucapkan menjadi tidak dapat dimengerti.

Lingkup Pendengar: Energy suara yang dihasilkan dari posisi pendengar di suatu ruang. Hal ini untuk menggambarkan pengaruh suara pendengar

Pada ruang konferensi lebih dioptimalkan untuk mendahulukan aspek artikulasi dan kejernihan suara, sedangkan sebuah ruang pertunjukan simponi musik dioptimalkan pada lingkup pendengar dan mendapatkan waktu dengung yang cukup. Gereja yang baik akan mengkompromikan berbagai aspek-aspek yang berlawanan ini supaya mengoptimalkan antara performa musik ketika menyanyi dan kejelasan kalimat dalam berkotbah. Aspek artikulasi harus baik tetapi sejumlah waktu dengung diperlukan dalam performa musik . Semua suara yang memantul di dalam ruangan harus diatur sedemikian rupa untuk mencapai keseimbangan antara performa musik dan kejelasan kotbah dan menhasilkan hasil optimal bagi jemaat.
Selengkapnya...

AKUSTIK: Sumber Suara

Sumber suara yang seringkali ditemukan dalam ruang kebaktian adalah suara pembicaraan/percakapan, nyanyian, dan suara dari berbagai alat musik. Suara pembicaraan dan nyanyian dapat terdiri dari suara pria atau wanita, keras atau lembut, tunggal atau banyak, dll. Alat musik mungkin terdiri dari gitar akustik sederhana hingga kumpulan orkestra penuh. Suara dari kaset/CD player pun banyak digunakan.

Selain ada suara yang diinginkan juga ada sumber suara yang tidak diinginkan yang mungkin terjadi seperti: AC, dengung dari lampu, suara berisik di sekitar jemaat, suara dari jalan raya, dll. Beberapa suara yang seharusnya diinginkan mungkin menjadi masalah bagi yang lainnya seperti suara organ yang terlalu kuat hingga mengalahkan paduan suara.

Speaker yang merupakan bagian dari sistem tata suara haruslah disesuaikan penempatannya. Speaker merupakan sumber suara yang diinginkan tetapi tidak boleh berdekatan dengan mikrofon sebab akan terjadi umpan balik (feedback).

Faktor akustik dalam ruang kebaktian penting seperti halnya sumber suara. Akustik dipengaruhi oleh bentuk geometri ruangan, permukaan materi interior ruang, juga kehadiran jemaat. Sifat akustik secara alami memberikan pengaruh positif dan negatif terhadap suara percakapan, alat musik, dan speaker sebelum dicuplik ulang oleh mikrofon dan didengar oleh jemaat. Ada sebagian suara yang diserap dan ada yang dipantulkan. Pantulan yang terlalu banyak akan berkontribusi menjadi suara yang tidajk diinginkan seperti dengung, gaung, dan standing wave.
Selengkapnya...

AKUSTIK: Bentuk Ruang Kebaktian Gereja

Dalam kegiatan ibadah di gereja, ruang kebaktian merupakan tempat sarana berkomunikasi (verbal, musik dan emosional) diantara pendeta, pemusik, paduan suara, jemaat, dll. Pendeta mengkomunikasikan kotbahnya kepada jemaat, Pemimpin liturgi/MC berkomunikasi dengan para pemain musik dan mengajak jemaat bernyanyi dalam lagu-lagu pujian. Pemain musik mengkomunikasikan nada-nada suara dari instrument musik untuk secara simultan menambah pengalaman beribadah secara emosional, dan lain-lain.

Dalam hal ini komunikasi tersebut sangat dipengaruhi oleh akustik dalam ruangan. Akustik adalah cabang ilmu fisika yang mempelajari mengenai suara dan sifat-sifat fisisnya dalam suatu lingkungan. Suatu ruangan dikatakan memiliki sifat akustik yang baik jika suara dapat dihantarkan sesuai dengan yang kita inginkan. Dalam ruang kebaktian yang mempunyai akustik yang baik maka suara verbal dan musik dapat terdengar jelas dan enak didengar.

Sifat akustik ini dipengaruhi oleh bentuk arsitektur ruangan, permukaan materi yang melingkupinya, dan jumlah orang yang berada dalam ruang tersebut. Suara berbentuk gelombang yang akan merambat kemudian akan memantul bila mengenai permukaan benda yang keras atau akan diserap jika mengenai benda yang lunak.

Beberapa ruangan dikatakan berdengung (live), Suara seorang pendeta yang berkotbah yang berkata-kata di tempat besar dengan dinding yang keras (kaca , marmer , keramik,, dll ) akan dipantulkan selama beberapa waktu sebelum mengecil hingga akhirnya hanya terdengar dengungan (tetapi tidak dapat dipahami) yang tesebar dimana-mana. Sama halnya, bunyi dari perkataan orang di ruangan dengan dinding lunak (gorden , carpet, bantal tempat duduk , orang-orang, ubin akustik, dll ) akan tidak banyak memantul sebelum habis terserap. Ruangan yang terlalu berdengung akan berpengaruh pada tingkat kejelasan suara.
Selengkapnya...

MIKROFON: Sebuah tranduser yang mengubah suara menjadi listrik

Mikrofon merujuk pada suatu alat yang mengubah energi akustik (suara) menjadi energi listrik (sinyal audio). Selanjutnya mikrofon dapat dikategorikan sebagai salah satu jenis tranducer (alat yang mengubah energy dari satu bentuk ke bentuk lainnya, dalam kasus ini, energy akustik menjadi energy listrik).

Mikrofon merupakan awal dari sebuah rangkaian tata suara, sehingga membuat hasil kerja mikrofon menjadi kritis untuk keseluruhan performa dari sistem tata suara. Kejernihan sebuah mikrofon menghasilkan representasi listrik dari suara yang dicupliknya. Hal ini diperoleh dengan berbagai macam metoda yang digunakan. Dahulu, sejumlah metode dipergunakan untuk berbagai keperluan, dan sekarang begitu banyak jenis mikrofon yang ditemukaan dalam berbagai keperluan.

Pemilihan mikrofon yang lebih hati-hati akan mencegah terjadinya pengurangan kemampuan mikrofon dari performa maksimal. Pemilihan mikrofon yang baik tergantung dari pengetahuan akan karakteristik dasar mikrofon dan pengertian dalam mengaplikasikannya. Supaya efektif, mikrofon yang digunakan harus seimbang antara sumber suara yang ingin dicuplik (suara manusia, alat musik, dll.) dan sistem tata suara yang digunakan (sound system untuk live music, alat perekaman, dll). Lima karakteristik dasar dari sebuah mikrofon yang harus diperhatikan ketika memilih sebuah mikrofon untuk berbagai keperluan, yaitu:

1) Prinsip dari cara kerja mikrofon
2) Daerah respon frekuensi suara yang dapat dicuplik mikrofon
3) Arah/sudut pencuplikan mikrofon
4) Keluaran sinyal listrik yang dihasilkan mikrofon
5) Bentuk fisik dari mikrofon
Selengkapnya...